Last Call Hunter!
“Lari itu murah... pada awalnya”, tepat, sebelum akhirnya menemukan perlengkapan/gears lari yang harganya ternyata tidak semurah yang dibayangkan. Kesampingkan dulu running watch yang bukan keharusan, perlengkapan yang harus ada tentu saja sepatu lari, sepatu lari yang baik tidak hanya membantu performa berlari, namun juga bisa mengurangi risiko cedera.
Saya teringat sepatu pertama saya, sepasang sepatu olahraga yang outsole-nya sudah sangat tipis sehingga bila melewati jalan berbatu akan terasa di telapak kaki. Itu jelas bukan sepatu lari, pun itu hanya sepatu olahraga bekas yang tidak terpakai di rumah.
Selanjutnya, saya membeli sepatu lari “beneran”, Specs Road Runner dengan harga kisaran 300 ribuan rupiah, cukup menguras dompet karena kala itu di tingkat akhir kuliah. Tentu sangat berbeda, berlari lebih nyaman dan aman. Lama-lama akhirnya melihat berbagai sepatu lari merk luar yang sudah lebih berpengalaman dalam lari, sebut saja Nike, Adidas, Skechers, Asics, Reebok, New Balance, Brooks, atau Hoka One-One dengan harga yang tidak dikatakan murah juga. Mulailah keinginan untuk suatu saat memiliki sepatu-sepatu merk luar negeri itu.
Apakah sepatu lokal tidak bisa bersaing? Saat itu, seingat saya hanya Specs dan League yang memiliki sepatu lari “yang niat”, itu pun pilihan terbatas, seperti di outsole/midsole-nya. Barulah di beberapa tahun terakhir, merk lokal lain mulai serius dalam membuat lini sepatu larinya. Katakanlah 910 dan yang terbaru Ortus Eight. Nama terakhir ini sedang mencuri perhatian karena memiliki sepatu berplat karbon di harga yang sangat terjangkau dibanding sepatu berplat karbon merk luar. Tentu, ini menjadi kabar baik dan menjadi alternatif yang cukup menarik.
Nah, kembali ke soalan sepatu yang saya pakai, setelah mencoba dua sepatu Specs (saya membeli Specs Flow sekitar setahun kemudian), saya mendapat informasi tempat untuk membeli sepatu dari merk-merk yang saya sebutkan sebelumnya dengan harga yang jauh lebih murah, setengah harga! Saat itu, saya baru tahu di Sport Station memiliki sektor khusus sepatu-sepatu Last Call. Apa itu? Di sektor Last Call, sepatu-sepatu dijual mayoritas setengah harga (diskon 50%), ada juga yang 30-40%, bahkan paling tinggi hingga 70%.
Semurah itu lalu bagaimana dengan barangnya? Sepemahaman saya, sepatu-sepatu di Last Call ini adalah sepatu dengan 1-2 edisi di bawah sepatu terbaru. Misalnya, sepatu edisi terbaru di lini Clifton-nya Hoke One-One adalah Clifton 8, nah di Last Call ini yang dijual adalah Clifton 7. Ada juga yang dua edisi di bawah edisi terbaru, semisal Brooks Ghost 12 (yang di salah satu gerai Sport Station Bandung dijual dengan potongan 70%) merupakan seri tahun 2019, sementara edisi terbarunya adalah Brooks Ghost 14.
Di sini preferensi pribadi yang muncul, ada pilihan untuk membeli sepatu edisi terbaru dengan harga normal, atau “berburu” Last Call untuk mendapatkan sepatu satu atau dua edisi di bawah edisi terbaru dengan setengah harga. Kembali, pentingnya memahami sepatu bisa berperan juga. Ada sepatu yang perubahannya tidak jauh berbeda antara edisi terbaru dan satu edisi sebelumnya, katakanlah Nike Air Zoom Pegasus 36 (2019) dan Nike Air Zoom Pegasus 35 (2018), berbagai ulasan menyebutkan tidak begitu banyak perbedaan yang signifikan di antara dua sepatu tersebut, maka membeli Nike Air Zoom Pegasus 35 setengah harga di tahun 2019 bisa lebih baik daripada Nike Air Zoom Pegasus 36. Tentu saja, ini kembali ke preferensi masing-masing, pilihan tadi hanyalah alternatif contoh.
Nah, ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika berburu sepatu-sepatu Last Call ini:
- Tidak semua gerai Sport Station memiliki sektor Last Call dengan barang yang menarik (menarik semisal seri-seri dari merk ternama), maka perlu cari tahu terlebih dahulu gerai mana yang menyediakan sektor Last Call ini.
- Stok dan jenis sepatu bervariasi setiap beberapa pekan/bulan. Saat saya akan membeli sepatu lari baru di Last Call, saya bisa bolak-balik ke satu gerai Sport Station hingga tiga-empat kali, untuk menunggu hingga barang-barang yang dijual sesuai dengan kebutuhan saya. Kadang di satu waktu saya tidak menemukan Nike, beberapa pekan kemudian, Nike muncul, begitu juga dengan merk dan tipe atau seri lainnya. Maka, saya cenderung santai, dalam arti kalau belum menemukan yang cocok, maka tinggal kembali cek lagi beberapa hari/pekan selanjutnya.
- Pelajari sepatu! Ini preferensi, tentu saja. Sesuaikan dengan keperluan kita, perlu sepatu untuk long run, speed/race, recovery/slow run, daily trainer, atau lainnya. Memahami ini akan memudahkan kita untuk memilih sepatu yang tepat, karena melihat berbagai sepatu yang hanya setengah harga, bisa jadi bikin kita membeli sepatu di luar kebutuhan.
***
Sepatu adalah perlengkapan utama dalam lari, memilih sepatu yang tepat akan membantu performa dan meminimalkan risiko cedera. Memilih sepatu lari dengan kualitas terbaik dengan harga yang lebih murah, bisa jadi pilihan alternatif untuk mendapatkan kenyamanan dalam berlari. Berburu sepatu Last Call sudah menjadi cara saya untuk mendapatkan sepatu berkualitas baik dengan harga yang jauh lebih murah. Sekali lagi, semua menjadi preferensi masing-masing, tapi tentu berburu sepatu Last Call menjadi alternatif menarik.
Demikian. Selamat berburu sepatu dan menjadi Last Call Hunter!
No comments: